Minggu, 17 Januari 2010

Jalan 10.000 Langkah Mencegah Osteoporosis

Sejalan dengan visi Departemen Kesehatan "Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat", mari bersama-sama cegah osteoporosis dengan aktifitas fisik yang mudah, murah, dapat dilakukan siapa saja, kapan saja, dimana saja dengan berjalan kaki terutama pagi dan sore hari.

Osteoporosis atau keropos tulang dapat dicegah dengan mengkonsumsi nutrisi berkalsium tinggi dan aktivitas fisik dengan beban. Ketika berjalan, tulang menopang berat tubuh kita sendiri sehingga melatih tulang tetap kuat dan padat. Selain itu, berjalan kaki minimal 10.000 langkah sehari juga dapat menjaga keseimbangan dan mengurangi risiko terjatuh, membantu mencegah risiko patah tulang dan osteoporosis.

Hal itu disampaikan Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) pada acara puncak peringatan Hari Osteoporosis Nasional tanggal 2 November 2008 di Monas Jakarta. Dalam acara yang direncanakan dihadiri Presiden dan Ibu Hj. Ani Bambang Yudhoyono, Ny. Mufidah Jusuf Kalla itu akan diisi kegiatan jalan kaki 10.000 langkah dengan rute Monas, bunderan HI dan kembali ke Monas. Diikuti 10.000 peserta dari berbagai organisasi, pelajar/mahasiswa, karyawan dari berbagai instansi dll.

Kegiatan berjalan kaki 10.000 langkah ini akan dilakukan juga oleh masyarakat di Banjarmasin, Tasikmalaya, Cirebon, Sukabumi, Denpasar, Lombok dan kota-kota lainnya.

Osteoporosis adalah kondisi dimana tulang menjadi tipis, rapuh, keropos dan mudah patah akibat berkurangnya massa tulang, khususnya kalsium. Osteoporosis biasanya didahului dengan osteopenia yaitu kondisi dimana massa tulang mulai menurun. Kekurangan kalsium merupakan penyebab utama osteoporosis. Berbagai studi menyimpulkan bahwa asupan kalsium orang Indonesia dewasa sangat kurang dari kebutuhan tubuh, yaitu berkisar antara 270-300mg/hari, sementara jumlah yang dianjurkan adalah 1000-1200 mg/hari.

Menurut Menkes, osteoporosis adalah penyakit yang dijuluki sebagai silent epidemic diseases, karena menyerang secara diam-diam tanpa adanya tanda-tanda khusus sampai penderita patah tulang. Meningkatnya kejadian osteoporosis disebabkan meningkatnya usia harapan hidup dan tingginya pajanan faktor risiko seperti rendahnya konsumsi kalsium rata-rata masyarakat Indonesia sebesar 254 mg/hari hanya seperempat standar internasional yaitu 1000-1200 mg/hari untuk orang dewasa. Selain itu juga dikarenakan kurang aktivitas fisik, kurangnya paparan sinar matahari pagi dan sore, kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol.

Berdasarkan hasil Analisis Data Risiko Osteoporosis oleh Puslitbang Gizi Depkes bekerja sama dengan Fonterra Brands Indonesia yang dipublikasikan tahun 2006 menyatakan, 2 dari 5 orang Indonesia memiliki risiko osteoporosis. Angka ini lebih tinggi dari prevalensi dunia, dimana 1 dari 3 orang berisiko osteoporosis, ujar dr. Siti Fadilah.

Hal ini juga didukung oleh Indonesian White Paper yang dikeluarkan Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) pada tahun 2007, osteoporosis pada wanita di atas 50 tahun mencapai 32,3% sementara pada pria di atas 50 tahun mencapai 28,8%. Selain itu terdapat data yang dikeluarkan International Osteoporosis Foundation (IOF) bahwa diprediksikan pada tahun 2050 sebanyak 50% kasus patah tulang panggul akan terjadi di Asia.

Hari Osteoporosis Nasional tahun 2008 diperingati dengan tema ”Berdiri Tegak, Bicara Lantang”, dilakukan Depkes bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti organisasi profesi (Perosi, organisasi profesi dokter yang seminat dalam osteoporosis, Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia /Perwatusi) organisasi masyarakat (non profit) yang melakukan sosialisasi osteoporosis ke berbagai lapisan masyarakat dan swasta (Fonterra Brands Indonesia).

Hari Osteoporosis Nasional (HON) diperingati setiap tanggal 20 Oktober, namun program kampanye diperluas menjadi satu bulan penuh, untuk meningkatkan jangkauan kampanye supaya lebih intensif dan luas. Sementara kampanye HON telah dilakukan sejak tahun 2002 dimana saat itu merupakan pencanangan pertama kampanye tentang osteoporosis oleh Menteri Kesehatan. Program HON dari tahun ke tahun merupakan kerjasama dari Depkes, Perosi, Perwatusi, dan Fonterra Brands Indonesia.


Sumber:
http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=3219
17 Januari 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar